[ad_1]
MUBA- Lamban dan nihil progress pengerjaan jalan lintas tengah (Jalinteng) Sekayu-Betung membuat Pj Bupati Drs Apriyadi MSi geram dan ngamuk ke kontraktor pengerjaan proyek Kementerian PUPR tersebut.

Kondisi tersebut diperparah dengan jalan yang berdebu dan sudah beberapa kali menimbulkan korban jiwa akibat kecelakaan karena median jalan yang tidak kunjung diperbaiki dengan cepat.
Diketahui, pembangunan jalan nasional khususnya Jalinteng yang menghubungkan antara jalan Betung-Sekayu sudah berjalan pada 15 Maret 2022 lalu dan dihandle langsung Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatra Selatan (BBPJN Sumsel), dan untuk kontraktor pengerjaan proyek dikerjakan oleh PT Wahaha Jaya Prima asal Provinsi Riau yang mekanisme lelang atau penunjukannya dilakukan oleh Kementerian PUPR.
Advertisement. Scroll to continue reading.

“Ini jelas merugikan masyarakat, kalau tak bisa kerja mending kontraktor diganti saja. Sudah berapa bulan pengerjaan tapi sama sekali tidak ada progress,” tegas Apriyadi saat mendatangi lokasi pengerjaan Jalinteng Betung-Sekayu di kawasan Bailangu, Rabu (22/6/2022).
Menurutnya, harusnya dalam pengerjaan tiga bulan sudah menunjukan progress. “Tapi ini tidak ada progress, saya beri tenggat waktu dua minggu kalau tidak ada progress signifikan saya akan langsung temui Menteri PUPR minta pergantian kontraktor,” kata Apriyadi yang baru satu bulan menjabat Pj Bupati Muba ini.

Lanjutnya, saat pengkroscekan di lapangan ia menilai pihak kontraktor tidak serius dalam pengerjaan proyek. “Alat kerja saja minim, bagaimana bisa kerja cepat,” cetusnya.
Apriyadi menuturkan, akibat pengerjaan proyek perbaikan Jalinteng Betung-Sekayu tersebut kerap kali ia mendapatkan masukan dari Tokoh Masyarakat di Muba.

“Saya sering diberi masukan untuk segera menindaklanjutinya, tapi karena ini proyek nasional dibawah Kementerian PUPR saya mencoba memberi pemahaman ke masyarakat bahwa ada batasan tupoksi Pemkab Muba,” urainya.
[ad_2]
Source link