[ad_1]
Ditulis Oleh Agus Junaidi Penggiat Literasi Pendidikan Kab.Banyuasin
Apa kelebihan kurikulum prototipe?
Kita memahaminya terletak pada keseriusan pihak sekolah untuk mewujudkan beberapa prinsip mendasar kurikulum yang menjadi benang merah desain kurikulum nasional.
Advertisement. Scroll to continue reading.
Apa saja prinsip mendasar pada kurikulum prototipe?
Kita memahami setidaknya ada tiga saja prinsip yaitu :
- BERBASIS KOMPETENSI BUKAN KONTEN.
Artinya, kurikulum ini disusun oleh pendidik berdasarkan kompetensi yang ingin ditumbuhkan pada peserta didik tanpa harus mengejar seberapa banyak materi yang diajarkan oleh pendidik, melainkan apa yang bisa dilakukan peserta didik dengan materi tersebut. Kemudian pemahaman atas materi dan kemampuan menerapkan, mengevaluasi, bahkan bisa merumuskan pengetahuan yang telah diajarkan.
Prinsip ini diterjemahkan secara lebih serius dengan berfokus pada materi yang esensial sesuai kebutuhan dan tantangan yang dihadapi peserta didik tanpa menekan pendidik agar tidak terbebani hanya “kejar tayang” menyelesaikan materi-materi pelajaran.
- BERORIENTASI PADA HOLISTIK INTEGRATIF
Artinya, pendidikan harus menumbuh kembangkan peserta didik secara utuh. Bukan hanya kemampuan akademiknya, tapi juga kompetensi dan karakternya.
Kurikulum prototipe memberi porsi waktu khusus bagi pembelajaran berbasis proyek. Dengan pembelajaran berbasis proyek akan memandu peserta didik untuk berkolaborasi, menciptakan karya atau menyelesaikan problem yang relevan bagi kehidupan mereka.
Contoh sederhananya adalah kolaborasi membuat karya seni musik atau drama menjadi ekonomi kreatif di YouTube, menyelesaikan masalah sampah di lingkungan sekitar menjadi ekonomi sirkular, menanam sayuran dan buah menjadi nilai ekonomi naik kelas.
- KONTEKSTUALISASI SEKOLAH
Penyesuaian kurikulum dengan visi-misi sekolah dan juga kebutuhan belajar peserta didiknya. Ini hanya bisa terjadi jika struktur dan materi wajib dari pemerintah pusat memberi ruang lebih untuk pendidik melakukan inovasi-inovasi secara fleksibel.
Kurikulum prototipe ini jawabannya, dimana jam pelajaran (JP) tidak lagi diikat setiap minggu, melainkan setiap tahun. Ini memungkinkan sekolah untuk merancang kurikulum secara lebih fleksibel. Selain itu, pencapaian belajar juga tidak “ditagih” setiap tahun, melainkan setiap fase (2 sampai 3 tahun). Hal ini memungkinkan variasi kecepatan dan sekuens pembelajaran antar sekolah dan juga diharapkan mendorong pendidik untuk mengajar sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum prototipe adalah untuk memperkuat prinsip-prinsip dasar yang sudah menjadi bagian dari kurikulum sebelumnya, terutama pada pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik, serta fleksibilitas yang mendorong inovasi-inovasi di tingkat satuan pendidikan atau sekolah.
Demikian yang kita pahami tentang kurikulum ini, jika ada tambahan silahkan dikolom komentar.
Butuh support buat pendidikan dan pelatihan masyarakat
[ad_2]
Source link